Setiap hari saya harus les. Pada waktu itu saya merasa lelah sekali karena waktu untuk istirahatpun hanya pada hari minggu. Semangat juang untuk membahagiakan orang tua dengan nilai NEM terbaik itu menjadi alasan utama saya dalam menghadapi UASBN dengan nilai terbaik.
Menjelang hari "H" saya belajar dengat sangat sangat serius ! Tak ada kata MAIN ! Menjelang Ujian pun saya kelelahan dan akhirnya sakit Tipus. Untungnya saja cepatlah saya sembuh.
Hari ujian tersebutpun datang, dengan semangat,kerja keras yang selama ini diperjuangkan,doa saya, doa dari orang orang yg saya mendoakan saya dan ilmu. Rasa deg-degan pun ada pada saati itu. Pada hari pertama ujian yaitu pelajaran Bahasa Indonesia, saya bangun jam 5 pagi dan berangkat pada pukul 07.30. Pada saat masuk,sudah tak ada rasa deg-degan lagi. Saat sampai masuk di ruangan, saya langsung saja berdoa dan meminta agardiberi ketenangan dalam mengerjakan ujian tersebut dengan tepat dan benar. Begitupun dengan ujian kedua dan ketiga. Menurut saya, soal ujian yang paling susah waktu itu adalah soal ujian Bahasa Indonesia.
Beberapa bulan kemudian hari yang sangat menegangkan,hari yang dimana menentukan saya lulus atau tidak dan menentukan jelek atau tidaknya NEM saya. Saya disuruh datang oleh guru saya dengan tanggal yang ditentukan.Ketika sampai di sekolah, kami diberi sebuah surat. Ketika saya diberi surat tersebut, saya diberi nomor urut yang nomor urut tersebut bukanlah nomor urut saya ketika ujian. Kalau tidak salah,nomor urut 18,tetapi nomor urut saya 50. Begitupun dengan yang lain,mereka diberi nomor urut orang lain dan mereka harus mencari nomor urut diri mereka sendiri. Saya pun mencari nomor urut saya dan akhirnya ketemu. Langsunglah saya buka nomor urut 50 tersebut dan bertuliskan "LULUS". Hati saya pun gembira, disamping itu hari saya masih cemas dengan hasil yang akan dicapai. Kemudian,ketika sampai di kelas,dibacakanlah ranking 1-10 nilai UASBN tertinggi se-SD Strada Santa Maria. Waktu itu saya deg-degan sekali. Dalam hati saya berkata "Apakah saya ada didalam 10 besar tetsebut?". Pertanyaan itu pun terjawab ketika guru saya sekaligus waki kelas saya menyebutkan bahwa saya ada di peringkat ke-3. Lalu saya bertanya kepada guru saya itu yang bernama pak DWI. "pak,NEM saya berapa?" kata saya.Bapak itu pun segera menjawab "Nilai kamu bagus,28.60". Hati saya SANGAT GEMBIRA. Setelah itu pulanglah kami ke rumah.
Saya pulang dengan naik angkot 04 agar sampai ke rumah. Dengan perasaan yang SANGAT GEMBIRA,jalan saya pun cepat lebih dari biasanya. Saya berjalan cepat agar orang tua saya bisa bangga mendengar bahwa NEM saya bagus. Ketika saya sampai di rumah saya langsung teriak "PA,MA, ABANG DAPET NEM 28.60 !!". Pada saat itu mereka sedang di dalam rumah. mereka langsung menghampiri saya dan mereka bangga kepada saya. Ternyata,perjuangan itu tidak sia sia. Saya tidak menyesal dengan adanya kelelahan saat belajar,karena kelelahan itu akan menjadi kepuasan. Hati saya tidak karuan senangnya.
Begitulah Pengalaman saya. Bersakit sakit dahulu,bersenang senang kemudian. Itulah yang mungkin saya bisa ingat. Terimakasih :)

0 komentar:
Posting Komentar